Sebuah penelitian baru berhasil menghitung bahwa dalam seluruh siklus hidupnya, plastik menyumbang 3,8% dari emisi gas rumah kaca secara global. Itu hampir dua kali lipat dari emisi sektor Jejak karbon dapat dihitung untuk berbagai aspek kehidupan seperti penggunaan energi, transportasi, pola konsumsi, dan kegiatan industri. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Carbon Brief pada tahun 2021 ditemukan bahwa negara-negara yang memiliki luas wilayah besar dan melakukan deforestasi untuk mengubah hutan menjadi lahan pertanian atau berupa peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang ditimbulkan dari kegiatan ini cukup besar. Untuk mengatasi dampak tersebut, maka perlu dilakukan upaya inventarisasi sumber emisi gas rumah kaca dan menghitung emisi yang dihasilkan. Hal ini dapat digunakan sebagai baseline dalam menentukan upaya pengelolaan yang terbaik.
Jejak karbon adalah jumlah emisi CO 2 dan zat-zat rumah kaca yang berhubungan dengan segala jenis aktivitas seseorang ataupun entitas lain seperti bangunan, sebuah perusahaan, negara, dan lainnya. Satuan yang digunakan untuk menghitung kuantitas emisi karbon dihitung dengan satuan ton ekuivalen karbon dioksida (CO 2 ) .
Pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di tahun 2030 sebesar 29% atau setara dengan 834 juta ton CO2e dengan upaya sendiri dan sebesar 41% atau setara dengan 1,08 miliar ton CO 2e apabila mendapatkan bantuan internasional. Industri semen memiliki komitmen sangat kuat untuk mengurangi emisi GRK dari dua sumber
Emisi gas rumah kaca dari pembakaran sampah secara terbuka dihitung berdasarkan perkiraan kandungan karbon dalam sampah yang dibakar dikalikan dengan faktor oksidasi dan fraksi karbon fosil yang dioksidasi. Data aktivitas pembakaran terbuka adalah jumlah dan komposisi sampah yang dibakar secara terbuka.
. 353 82 49 279 275 70 164 44

cara menghitung jejak karbon dan emisi